CFD di Jalur Tegar Beriman Picu Kemacetan Parah, Warga Minta Pemerintah Pikirkan Dampaknya

CIBINONG, MPI Pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jalur Tegar Beriman pada Minggu pagi, (30/11/2025), kembali menuai sorotan publik. Penutupan jalur utama untuk kegiatan bebas kendaraan tersebut menyebabkan kemacetan parah di sejumlah titik, termasuk ruas Lingkar Cikaret hingga Simpang RSUD Cibinong. Warga yang hendak beraktivitas, seperti ke pasar tradisional atau menuju fasilitas kesehatan, mengaku terganggu akibat padatnya arus lalu lintas di jalur alternatif.

CFD digagas sebagai upaya untuk mendorong gaya hidup sehat dan mengurangi polusi udara. Namun, pelaksanaannya di jalur vital yang menjadi akses utama masyarakat justru menimbulkan dampak negatif terhadap mobilitas warga. Arus kendaraan dialihkan ke jalan-jalan kecil seperti Sukahati, KSR Dadi, KP Sawah Pondok Rajeg, dan Afalah, yang tidak dirancang untuk menampung volume kendaraan tinggi.

“CFD boleh aja, kan gak semua orng itu harus mengikuti acara CFD tersebut, tapi pikirkan dong dampaknya. Kami mau ke pasar, ke RSUD, malah terjebak macet berjam-jam. Ini bukan solusi, malah jadi masalah,” ujar seorang warga yang terpaksa memutar jauh untuk menghindari kemacetan. Minggu, (30/11).

Kondisi ini memicu kekhawatiran akan akses layanan publik yang terganggu, terutama bagi warga yang membutuhkan penanganan medis atau hendak berbelanja kebutuhan pokok. Banyak yang menilai bahwa CFD seharusnya dilaksanakan di lokasi yang lebih terbuka dan tidak mengganggu jalur utama, seperti kawasan Stadion Pakansari atau taman kota.

“Tujuan CFD itu bagus, tapi pelaksanaannya harus bijak. Jangan sampai niat baik malah merugikan masyarakat,” tambah seorang Warga lingkungan yang aktif memantau dampak kegiatan publik terhadap ruang kota.

Sorotan terhadap pelaksanaan CFD ini ramai dibicarakan di media sosial, di mana warga membagikan foto dan video kemacetan serta menyuarakan harapan agar pemerintah daerah segera melakukan evaluasi. Mereka meminta agar pelaksanaan CFD ke depan mempertimbangkan aspek aksesibilitas, kenyamanan, dan keselamatan warga.

Pemerintah Kabupaten Bogor diharapkan segera merespons keluhan masyarakat dengan pendekatan yang lebih partisipatif. Evaluasi berbasis data lalu lintas dan masukan warga dinilai penting agar program CFD tetap berjalan tanpa menimbulkan gangguan terhadap aktivitas harian masyarakat.

 

Red

error: Content is protected !!